Cipta: Jhon Minggus Keiya
Syair: Jhon Minggus Keiya
Aula Akper, Selasa 16 September 2025
Di antara arsip dan absen harian,
ada detak asing mengetuk ruang dada.
Bukan angka, bukan laporan,
melainkan wajahmu yang singgah diam-diam seperti catatan tak pernah rampung.
Aku pasien di ruang hatiku,
menanti resep yang tak kau tuliskan.
Setiap senyummu bagai obat langka,
tak dijual di apotek mana pun,
hanya tersedia di mimpi yang kusembunyikan.
Namun engkau tetap bisu,
laksana papan tulis menolak kapur.
Aku mengetuk,
menatap,
berharap,
tetapi yang kembali hanyalah barisan sunyi yang teratur rapi.
Di Latsar ini kupelajari disiplin,
kendali diri,
dan arti pengabdian.
Maka biarlah rasa ini kutulis sunyi,
menjadi catatan samping antara materi dan refleksi.
Aku tetap pasien hati,
belajar sembuh dengan doa,
bahwa meski tak berbalas,
rasa ini menjadikanku lebih manusia.